Upaya Pemerataan Layanan Kesehatan Melalui Program Nusantara Sehat

Seminar Nusantara Sehat
Menteri Kesehatan dalam acara Seminar Nusantara Sehat 19 Juli 2016 di Jakarta (Foto by: Rey)

Profesi dokter adalah merupakan profesi yang sangat populer dicita-citakan oleh anak-anak. Ada empat jawaban yang lebih sering kita dengar saat kita menanyakan kepada anak-anak usia 5 sampai 10 tahun apa cita-cita mereka kelak. Pertama adalah Dokter, diikuti oleh Pilot, Presiden dan Guru. Ya, profesi dokter adalah profesi yang banyak diidam-idamkan oleh anak-anak bahkan banyak juga orang tua yang mendambakan anaknya menjadi seorang dokter, karena seorang dokter mampu untuk menyembuhkan penyakit dan menolong sesama.

Pada kenyataannya tidaklah mudah menjadi seorang dokter. Setelah melalui sekolah kedokteran yang panjang masih harus diikuti dengan berbagai macam prosedur sampai benar-benar bisa menjadi dokter yang handal.

Keberadaan dokter itu sendiri memang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Dengan jumlah dokter yang ada di Indonesia sebanyak 111.000 dokter dan setiap tahunnya terdapat lulusan dokter sekitar 9500an dokter, secara rasio seharusnya 1 dokter dapat menangani 2500 peserta JKN. Artinya ada kebutuhan 40 dokter per 100.000 peserta JKN.

Pada kenyataannya di Jakarta terdapat 157 dokter per 100.000 peserta JKN. Padahal seharusnya cukup hanya dengan 40 dokter/ 100.000 peserta. Hal ini menunjukkan adanya ketidak seimbangan penyebaran dokter di Indonesia. Sementara di daerah-daerah, terutama daerah terpencil yang tidak memiliki dokter sama sekali. Bahkan sangat jauh dari akses sarana kesehatan.

Untuk memberikan keseimbangan layanan kesehatan terhadap masyarakat, Pemerintah, dalam hal ini Kementrian Kesehatan menyelenggarakan program Nusantara Sehat.

Nusantara Sehat adalah program dari Kementrian Kesehatan yang mengajak para generasi muda untuk berperan serta memperkuat kesehatan terutama di daerah terpencil melalui program penempatan tenaga kesehatan yang berbasis tim (team based).

Disamping sebagai upaya pemerataan layanan kesehatan terhadap masyarakat, program Nusantara Sehat ini juga adalah merupakan upaya dari Kementrian Kesehatan dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan yang mencakup pelayanan Preventif, Promotif dan Kuratif. Dalam program ini akan ditempatkan satu team tenaga kesehatan yang terdiri dari 5 sampai 9 orang tenaga kesehatan yang terdiri dari dokter, dokter gigi, perawat, bidan, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan lingkungan, ahli laboratorium medik, tenaga gizi dan tenaga kefarmasian.

Pada acara Seminar Nusantara Sehat  Tentang Karier Dokter Dan Dokter Gigi Di Era Jaminan Kesehatan Nasional yang diadakan pada tanggal 19 Juli 2016 lalu di Gedung Adyatama Kementrian Kesehatan, Dr. Mari S Purba, salah satu dokter yang dikirim ke Bovendigul untuk program Nusantara Sehat, keuntungan dari pengiriman tenaga kesehatan secara team lebih menguntungkan karena mereka tidak akan merasa takut berada disuatu tempat yang terpencil, jauh dari akses listrik, internet, air dan segala fasilitas yang biasa didapatkan di kota. Sehingga mereka yang dikirim dalam satu team akan selalu saling mendukung dalam menghadapi segala kesulitan yang terjadi dilapangan.

Dr.Mari Purba
Dr. Mari S Purba, peserta program Nusantara Sehat yang ditugaskan di Bovendigul (Foto by: Rey)

Menteri Kesehatan Prof. Dr.dr.Nila Djuwita F. Moeloek SpM (K), dalam acara ini menjelaskan bahwa 80% penderita atau masyarakat yang sakit harus dirawat karena rata-rata pasien tersebut menderita penyakit katastropis yang memerlukan biaya sangat tinggi. “ penderita ini atau masyarakat 89% dirawat. Karena apa? Karena penyakit jantung, penyakit kanker, penyakit diabetes. Ada 7 (tujuh) penyakit katastropis dan biayanya sangat tinggi. 33% dari dana BPJS diserap oleh 7 penyakit katastropis dan biayanya sangat tinggi. Satu yang saya hafal, untuk jantung, 2015 habis sebesar 6,9 trilliun untuk seluruh Indonesia. Kita bertanya, ada apa? Pasti dimulai dengan dihertensi atau diabetes. Artinya berapa banyak hipertensi di Indonesia, ternyata menunjukkan angka 26% penduduk Indonesia dengan hipertensi. Bisakah penderita hipertensi ini kita jaga jangan sampai dia jatuh ke penyakit jantung atau struk? Dimana kita jaganya? Tentu di hulu-nya, yaitu Puskesmas“.

Oleh karena itu, Kementrian Kesehatan sudah banyak memperbaharui peralatan-peralatan di puskesmas-puskesmas dan berupaya menggalakkan program Nusantara Sehat ini.

 

 

 

Leave a comment